MENGELOLA
TIM
1.
PROFIL DAN MANAJEMEN BARCELONA
Fútbol Club Barcelona atau
Barca adalah salah satu klub sepak bola profesional yang berasal dari kota
Barcelona, Katalonia, Spanyol. Didirikan
pada tanggal 29 November 1899 oleh sekelompok Swiss, Inggris dan Catalan, yang
dipimpin oleh Joan Gamper, klub telah
menjadi simbol budaya Catalan dan Catalanism, maka motto "Més que un
club" (Lebih dari klub). Tidak seperti banyak klub sepak bola lainnya,
para pendukung memiliki dan mengoperasikan Barcelona. Ini adalah klub sepakbola
kedua terkaya di dunia dalam hal pendapatan, dengan omset tahunan sebesar $
613.000.000 dan ketiga yang paling berharga, senilai $ 2,6 miliar. Lagu
kebangsaan resmi Barcelona adalah "Cant del Barça", yang ditulis oleh Jaume Picas dan Josep Maria
Espinas.
Klub ini masuk menjadi
peserta Primera División (Divisi Utama) sejak tahun 1928, dan bersama-sama Real Madrid dan
Athletic Bilbao menjadi
tim yang tak pernah terdegradasi ke Segunda División (Divisi Dua). Klub ini
juga menjadi klub yang menjuarai liga Spanyol pertama
kali. Dengan persembahan 23 gelar Liga Spanyol,
25 gelar Copa del Rey,
10 gelar Piala Super Spanyol, 5 gelar Liga Champions Eropa, 4 gelar Piala UEFA,
4 gelar Piala Super Eropa,
FC Barcelona menjadi salah satu tim tersukses di Spanyol, Eropa,
dan dunia. Fans Barca juga sering dipanggil Culés.
A. Sejarah Barcelona
Dengan
sejarah lebih dari seratus tahun, secara alami ada banyak masa-masa yang
berbeda, baik dalam pengertian sosial maupun olahraga. Dalam tahun-tahun awal
(1899-1922), dari yayasan klub sampai pembangunan stadion Les Corts, Barça
adalah sebuah klub yang membedakan dirinya dari semua tim sepak bola lainnya di
Barcelona, sampai pada titik di mana Barça dikenal identik dengan kota ini
sebagai suatu kesatuan. Barça dengan segera menjadi klub terkemuka di
Catalonia, dan juga mengasosiasikan dirinya dengan identitas nasional Catalan
yang terus bertumbuh. Dari tahun 1922 sampai tahun 1957, klub ini melalui
masa-masa pasang surut. Keanggotaannya mencapai 10.000 orang untuk pertama
kalinya, saat sepak bola berkembang menjadi fenomena massa dan menjadi
profesional.
Dari
pembangunan Camp Nou sampai ulang tahun ke-75 (1957-1974), Barça mengalami
hasil yang biasa saja namun terkonsolidasi sebagai sebuah entitas, dengan
keanggotaan yang bertambah secara konstan juga pemulihan identitas yang lambat
namun ajek dalam masa-masa sulit. Sensasi yang sangat jelas terlihat untuk
pertama kalinya dalam kata-kata ‘Barça, lebih dari sekedar klub’ diproklamirkan
oleh presiden Narcís de Carreras. Dewan yang dikepalai oleh Agustí Montal
membawa seorang pemain ke Barcelona yang akan mengubah sejarah klub, yaitu
Johan Cruyff.
Mulai dari
ulang tahun ke-75 sampai Piala Eropa (1974-1992), klub ini menyaksikan
perubahan klub-klub sepak bola ke demokrasi, perluasan Camp Nou pada peristiwa
Piala Dunia 1982 dan kemenangan Piala Winners di Basle (1979), sebuah
kesuksesan besar tidak hanya dalam pengertian olahraga namun juga pengertian
sosial, dengan pertambahan pendukung Barça yang besar dan luar biasa yang
menunjukkan kepada Eropa akan kesatuan bendera Barcelona dan Catalan. Cruyff
kembali, kali ini sebagai pelatih, dan menciptakan yang kemudian dikenal
sebagai 'Tim Impian' (1990-1994), di mana kejayaan yang memahkotainya adalah
penaklukan terhadap Piala Eropa di Wembley (1992).
B. Manajemen Barcelona
Barcelona
merupakan salah satu klub yang berbadan hukum koperasi. FC Barcelona
memberikan satu contoh kuat bagaimana sebuah klub dikelola secara koperatif dan
sukses bersaing dengan pesaingnya di seluruh dunia. Ada beberapa alasan mengapa
Barcelona memilih kepemilikan berbadan hukum koperasi, diantaranya:
· Keanggotaan Secara Sukarela dan Terbuka
· Kontrol Anggota Secara Demokratis
· Keanggotaan tidak dapat dipindahtangankan
· Partisipasi Ekonomi Anggota
· Memperhatikan Pendidikan, Pelatihan dan Informasi
· Kerjasama dalam Organisasi Koperatif
·
Kepedulian
Pada Masyarakat
C. Mengenal Sosok Johan Cryuff
Sosok legendaris asal Belanda, Johan
Cruyff, sudah berpulang. Ia meninggal pada usia 68 tahun setelah berjuang
melawan kanker. Kepergiannya meninggalkan warisan tak ternilai untuk sepak bola
dunia. Di Barcelona, peran besarnya lebih kental terasa. Cruyff datang ke klub
Spanyol itu sebagai pemain pada 1973. Lalu ia bergabung sebagai manajer pada
1988. Sebagai pemain, Cruyff membawa Barca meraih gelar liga untuk pertama
kalinya dalam 14 tahun. Sebagai pelatih ia membawa Barca merajai Eropa. Namun
warisannya melebihi trofi-trofi itu. Ada soal filosofi dan identitas.
Ia tak pernah takut apa pun. Ketika
ada masalah apa pun di lapangan, solusinya hanya satu: bermain lebih menyerang
dan lebih agresif. Banyak yang berpikir saat itu 'apakah dia sudah gila?. Namun
akhirnya semua bisa dia yakinkan. Karena dialah Johan Cruyff. Berkat Johan
Cruyff, Barcelona memiliki arah, identitas, dan filosofi baru. Kelebihan itu
kemudian membuat klub Spanyol tersebut dikagumi seluruh dunia. Ia tak hanya
menekankan soal kemenangan, tapi juga cara meraih kemenangan itu. Ia tak mau
menang dengan cara biasa-biasa saja, melainkan ingin kemenangan yang diraih dengan
gaya bermain indah.
2. SEPAK BOLA DI
INDONESIA
A. PERBEDAAN SEPAK BOLA INDONESIA DAN
EROPA
Berikut
adalah perbedaan antara sepak bola Indonesia dengan Eropa:
1. Fisik Pemain
Tidak
dapat dipungkiri bahwa rata-rata pemain sepak bola di Indonesia memilliki
tinggi badan yang kurang, kebugaran tidak terkontrol dan kondisi fisik yang
kurang mendukung. Hal ini dapat disebabkan karena asupan makanan yang tidak
memenuhi standar untuk seorang pemain pro. Berbeda dengan Indonesia, Pemain
Sepak bola di Eropa memiliki kondisi fisik yang bagus, tinggi badan yang
memadai, kebugaran sangat terkontrol dengan nutrisi yang diatur oleh tim ahli
sejak usia dini.
2. Skill
Di
Indonesia, kemampuan pemainnya secara individu jauh dari harapan. Pada usia
muda kurang ditempa dengan kompetisi yang memang masih jarang di Indonesia.
Kurangnya sekolah sepak bola (SSB) yang berkualitas menyebabkan skill para
pemain jauh dibelakang. Sedangkan di Eropa kemampuan secara individu sangat
bagus, hal ini berkat latihan yang terprogram secara baik. Mereka juga mendapat
tempaan dari kompetisi terstruktur rapi dari federasi sepak bolanya.
3. Nyali
Sebagian
besar dari pemain di Indonesia, jika menghadapi tim-tim di atasnya sudah merasa
kalah sebelum bertanding, kurang percaya diri untuk menang. Daya juang untuk
mengejar ketertinggalan masih kurang, grogi terutama jika kemasukan gol lebih
dulu. Sedangkan di Eropa memiliki mental yang kuat, berani menghadapi tim
manapun, meski menghadapi tim hebat sekali pun. Prinsip mereka lawan dulu dan
berusaha untuk menang. Daya juangnya kental, tak putus asa meski ketiggalan
gol.
4. Disiplin
Di
Indonesia, kedisiplinan merupakan hal yang sangat sulit dilakukan. Para pemain
sepak bola sering datang latihan tidak tepat waktu. Waktu istirahat justru
digunakan untuk hal-hal lainnya yang merusak kebugaran. Sedangkan para pemain
Eropa menjunjung tinggi kedisplinan, mereka sangat tepat waktu baik akan
latihan maupun aktivitas lainnya untuk tim. Menggunakan waktu istirahat
sebaik-baiknya dengan berlibur, namun tak lupa selalu menjaga kebugaran.
5. Manajemen
Perbedaan antara sepak bola di Indonesia dan
Eropa juga terlihat dari pengelolaan manajemen klub. Sistem manajemen klub di
Indonesia tidak ditangani dengan baik. Biaya operasional dan gaji pemain hanya
mengandalkan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dan penjualan tiket.
Manajemen yang buruk juga menyebabkan banyak pihak enggan untuk menjadi
sponsor. Jika pun ada, jumlahnya tidak banyak. Sepak bola sering kali menjadi
ajang adu politik antara beberapa pihak yang berkuasa, banyak terjadi KKN dalam
anggaran belanja klub dan masih banyak lalinnya. Sedangkan di Eropa mengenal
sistem manajemen yang terintegritas dan terlaksana dengan baik. Pembagian tugas
yang jelas dalam organisasi membuat setiap departemen menjalankan tugasnya
dengan benar. Di Eropa sepak bola bukan hanya sekedar olahraga masyarakat,
melainkan sebagai investasi, dan identitas masyarakat. Biaya operasional dan
gaji pemain tidak bergantung pada anggaran belanja daerah maupun negara
melainkan secara mandiri. Pihak manajemen klub mendapatkan suntikan dana dari
berbagai sumber, mulai dari investasi, sponsor, penjualan tiket, bahkan dari
penjualan aksesoris klub dan marchendise.
6. Gaji
Soal yang satu ini memang sedikit miris.
Gaji standar pemain Indonesia masih terbilang kecil. Semakin miris karena
beberapa klub yang kesulitan dana tak membayar kewajiban mereka untuk beberapa
bulan, bahkan sampai setengah musim kompetisi. Hal ini bisa menyebabkan banyak
pemain berbakat hengkang dari klub dan lebih memilih untuk membela klub luar
negeri. Tidak hanya itu, kurangnya gaji juga menyebabkan mental pemain down dan
tidak bersemangat untuk bermain. Tidak heran beberapa saat terakhir ini kita
dengar bahwa ada beberapa pemain sepak bola yang beralih profesi.
Berbeda dengan tanah air, sepak bola di
Eropa merupakan salah satu pekerjaan yang menjanjikan. Bagaimana tidak, standar
gaji dan bonus sangat bagus dan teratur. Jika ada klub yang wanprestasi maka akan
mendapatkan sanksi berat dari federasi sepak bolanya. Di Eropa, menjadi pemain
sepak bola adalah mimpi dari banyak anak-anak. Selain gaji yang besar, para
pemain juga mendapatkan popularitas yang besar juga dikalangan masyarakat. Tak
jarang mereka dianggap sebagai pahlawan yang mengharumkan negara apabila
memenangkan suatu pertandingan.
7. Suporter
Di Eropa suporter dikelola oleh klub, tidak seperti
di Indonesia suporter bisa dikatakan berdiri sendiri. Di Eropa tidak ada
organisasi suporter macam Beladas, Singa Mania, Jak Mania, Viking, La Mania
dll. Di Eropa tur ke kandang lawan juga dikoordinir oleh klub, sehingga lebih
seperti agen perjalanan. Dan yang mungkin sering tidak kita lihat saat nonton
sepakbola luar negeri, terutama Inggris penonton yang berada di stadion
kebanyakan orang luar Inggris yang bisa dikatakan turis.
B. PERKEMBANGAN SEPAK BOLA DI INDONESIA SAAT INI
Indonesia
memang terkenal memiliki animo mayarakat yang besar terhadap sepakbola. Hal itu
dapat dilihat dari selalu ramainya stadion ketika ada pertandingan-pertandingan
yang digelar. Sayangnya saat ini animo masyarakat terhadap sepakbola harus
terganggu oleh beberapa hal negative yang menhampiri dunia persepakbolaan
Indonesia. Pada dasarnya saat ini dunia persepakbolaan Indonesia benar-benar
membutuhkan perhatian tulus dari pemerintah, bukan hanya perhatian yang
ditujukan untuk mendapatkan simpati masyarakat luas. Sayangnya
saat ini dunia sepakbola Indonesia telah dicampuri oleh politik yang tentu saja
membuat sepakbola Indonesia semakin terpuruk. Kenapa bisa
seperti itu? Jelas saja jika orang-orang politik yang sebenarnya tidak mengerti
sama sekali tentang olahraga sepakbola tiba-tiba terjun ke dalamnya dengan
alasan membantu memperbaiki system, apakah kalian kira hal tersebut akan berdampak
positif bagi sepakbola nasional? Tentu saja tidak, orang-orang politik sudah
terkenal dalam hal mementingkan kelompoknya, jadi jelas mereka masuk ke
sepakbola nasional hanya untuk menarik simpati masyarakat. Seperti yang dapat
kita lihat saat ini, dunia sepakbola Indonesia lagi-lagi mengalami perpecahan.
Dan pemerintah terlihat lembek dalam mengantisipasi atau menyelesaikan masalah
tersebut. Belum lagi muncul kasus pengaturan skor yang sangat mencoreng wajah
sepakbola Indonesia. Bahkan kasus-kasus tersebut sampai
menyita perhatian FIFA. Sebenarnya hal itu wajar jika FIFA menyoroti masalah
sepakbola Indonesia, karena sepakbola Indonesia berada di bawah naungan FIFA
bersama dengan Negara-negara lain. Yang menjadi
masalah disini adalah seharusnya pemerintah bertindak cepat dan tegas dalam
masalah ini agar kasus-kasus seperti ini tidak menjadi konsumsi public
internasional.
Hal-hal seperti ini tidaklah
merugikan negara semata, yang lebih dirugikan adalah para pemain dan klub di
liga Indonesia. Karena kasus-kasus yang bermunculan, para pemain (lokal maupun
asing) dan klub sepakbola di Indonesia secara otomatis mengalami downgrade di
mata dunia. Belum lagi karena masalah kepengurusan yang tidak jelas, sehingga
mengakibatkan liga-liga di Indonesia belum bisa bergulir. Bayangkan saja
kerugian yang harus diterima klub karena harus membayar gaji pemain, belum lagi
klub-klub dengan modal kecil. Jika terus menerus pertandingan ditunda dan
bahkan tidak tahu kapan bisa dimulai tentu saja, sponsor akan berpikir dua kali
untuk membiayai klub. Akibatnya, gaji pemain ditunggak dan dampak yang lebih
buruk adalah para pemain meninggalkan klub. Hingga saat ini pemerintah masih
belum bisa menyelesaikan masalah-masalah yang muncul. Karena sepertinya masih
saja ada pihak-pihak yang berkeinginan agar masalah ini berjalan lebih lama.
Tentunya orang-orang yang tidak bertanggung jawab tersebut berharap mendapatkan
keuntungan tersendiri atas kasus-kasus yang muncul di dunia sepakbola tanah
air.
C. SOLUSI/SARAN BAGI SEPAKBOLA INDONESIA
Sepakbola
Indonesia perlu pembenahan dalam banyak hal. Perbaikan sarana dan prasarana
sampai kepada pembentukan pemain yang berkualitas adalah pekerjaan rumah yang
maha berat bagi sepakbola Indonesia. Namun tidak ada yang tidak mungkin, selama
kita mau berusaha. Stadion di Indonesia mulai berbenah, stadion-stadion baru
direncanakan mulai dibangun. Konsep pembinaan pun mulai diperhatikan dengan
adanya kewajiban bagi setiap klub Liga Super untuk memiliki tim dibawah usia 21
tahun, konsep ini perlu dikembangkan dengan mewajibkan klub memiliki akademi
sepakbola. Untuk menopang segala perbaikan tersebut tentunya membutuhkan dana.
Sponsor dapat diperoleh dengan meningkatkan animo masyarakat dan perbaikan
mental suporter. Televisi dan internet merupakan sarana tepat untuk
mempromosikan dan meningkatkan animo masyarakat untuk menonton sepakbola
Indonesia. Dengan banyaknya pemberitaan dan siaran langsung pertandingan
sepakbola nasional, sponsor pun akan mendapat timbal balik dengan produknya
lebih dikenal oleh masyarakat. Dengan masuknya sponsor, klub akan mampu
berdikari, dan tidak ada lagi alasan kesulitan mencari dana (dengan pemahaman
produk/apa yang akan dijual, sebenarnya pencarian sponsor bisa dimulai dari
sekarang).
Sepakbola yang enak
ditonton, dan tidak membuat orang takut untuk menonton di stadion akan sangat
membantu sepakbola Indonesia. Mental suporter harus berbenah, benar-benar
menjadi suporter
sejati, bukan hanya sebagai provokator. Kerusuhan dan
keonaran yang tercipta dalam sepakbola hanya akan membawa sepakbola Indonesia
terkubur lebih dalam. Disinilah suporter ditantang untuk membenahi sepakbola
dalam skala nasional, bukan hanya sebuah kebanggaan terhadap sebuah klub
semata. Jadi mari kita rekatkan tangan dan bersama-sama membangun sepakbola
Indonesia. Salam sepakbola!