Minggu, 31 Juli 2016

Mengelola Tim 'BARCELONA'



 MENGELOLA TIM


1.  PROFIL DAN MANAJEMEN BARCELONA
Fútbol Club Barcelona atau Barca adalah salah satu klub sepak bola profesional yang berasal dari kota Barcelona, Katalonia, Spanyol. Didirikan pada tanggal 29 November 1899 oleh sekelompok Swiss, Inggris dan Catalan, yang dipimpin oleh Joan Gamper, klub telah menjadi simbol budaya Catalan dan Catalanism, maka motto "Més que un club" (Lebih dari klub). Tidak seperti banyak klub sepak bola lainnya, para pendukung memiliki dan mengoperasikan Barcelona. Ini adalah klub sepakbola kedua terkaya di dunia dalam hal pendapatan, dengan omset tahunan sebesar $ 613.000.000 dan ketiga yang paling berharga, senilai $ 2,6 miliar. Lagu kebangsaan resmi Barcelona adalah "Cant del Barça", yang ditulis oleh Jaume Picas dan Josep Maria Espinas.
Klub ini masuk menjadi peserta Primera División (Divisi Utama) sejak tahun 1928, dan bersama-sama Real Madrid dan Athletic Bilbao menjadi tim yang tak pernah terdegradasi ke Segunda División (Divisi Dua). Klub ini juga menjadi klub yang menjuarai liga Spanyol pertama kali. Dengan persembahan 23 gelar Liga Spanyol, 25 gelar Copa del Rey, 10 gelar Piala Super Spanyol, 5 gelar Liga Champions Eropa, 4 gelar Piala UEFA, 4 gelar Piala Super Eropa, FC Barcelona menjadi salah satu tim tersukses di Spanyol, Eropa, dan dunia. Fans Barca juga sering dipanggil Culés.

A.  Sejarah Barcelona
Dengan sejarah lebih dari seratus tahun, secara alami ada banyak masa-masa yang berbeda, baik dalam pengertian sosial maupun olahraga. Dalam tahun-tahun awal (1899-1922), dari yayasan klub sampai pembangunan stadion Les Corts, Barça adalah sebuah klub yang membedakan dirinya dari semua tim sepak bola lainnya di Barcelona, sampai pada titik di mana Barça dikenal identik dengan kota ini sebagai suatu kesatuan. Barça dengan segera menjadi klub terkemuka di Catalonia, dan juga mengasosiasikan dirinya dengan identitas nasional Catalan yang terus bertumbuh. Dari tahun 1922 sampai tahun 1957, klub ini melalui masa-masa pasang surut. Keanggotaannya mencapai 10.000 orang untuk pertama kalinya, saat sepak bola berkembang menjadi fenomena massa dan menjadi profesional.
Dari pembangunan Camp Nou sampai ulang tahun ke-75 (1957-1974), Barça mengalami hasil yang biasa saja namun terkonsolidasi sebagai sebuah entitas, dengan keanggotaan yang bertambah secara konstan juga pemulihan identitas yang lambat namun ajek dalam masa-masa sulit. Sensasi yang sangat jelas terlihat untuk pertama kalinya dalam kata-kata ‘Barça, lebih dari sekedar klub’ diproklamirkan oleh presiden Narcís de Carreras. Dewan yang dikepalai oleh Agustí Montal membawa seorang pemain ke Barcelona yang akan mengubah sejarah klub, yaitu Johan Cruyff.
Mulai dari ulang tahun ke-75 sampai Piala Eropa (1974-1992), klub ini menyaksikan perubahan klub-klub sepak bola ke demokrasi, perluasan Camp Nou pada peristiwa Piala Dunia 1982 dan kemenangan Piala Winners di Basle (1979), sebuah kesuksesan besar tidak hanya dalam pengertian olahraga namun juga pengertian sosial, dengan pertambahan pendukung Barça yang besar dan luar biasa yang menunjukkan kepada Eropa akan kesatuan bendera Barcelona dan Catalan. Cruyff kembali, kali ini sebagai pelatih, dan menciptakan yang kemudian dikenal sebagai 'Tim Impian' (1990-1994), di mana kejayaan yang memahkotainya adalah penaklukan terhadap Piala Eropa di Wembley (1992).

B.  Manajemen Barcelona
Barcelona merupakan salah satu klub yang berbadan hukum koperasi. FC Barcelona memberikan satu contoh kuat bagaimana sebuah klub dikelola secara koperatif dan sukses bersaing dengan pesaingnya di seluruh dunia. Ada beberapa alasan mengapa Barcelona memilih kepemilikan berbadan hukum koperasi, diantaranya:
·      Keanggotaan Secara Sukarela dan Terbuka
·      Kontrol Anggota Secara Demokratis
·      Keanggotaan tidak dapat dipindahtangankan
·      Partisipasi Ekonomi Anggota 
·      Memperhatikan Pendidikan, Pelatihan dan Informasi
·      Kerjasama dalam Organisasi Koperatif
·      Kepedulian Pada Masyarakat

C.  Mengenal Sosok Johan Cryuff
Sosok legendaris asal Belanda, Johan Cruyff, sudah berpulang. Ia meninggal pada usia 68 tahun setelah berjuang melawan kanker. Kepergiannya meninggalkan warisan tak ternilai untuk sepak bola dunia. Di Barcelona, peran besarnya lebih kental terasa. Cruyff datang ke klub Spanyol itu sebagai pemain pada 1973. Lalu ia bergabung sebagai manajer pada 1988. Sebagai pemain, Cruyff membawa Barca meraih gelar liga untuk pertama kalinya dalam 14 tahun. Sebagai pelatih ia membawa Barca merajai Eropa. Namun warisannya melebihi trofi-trofi itu. Ada soal filosofi dan identitas.
Ia tak pernah takut apa pun. Ketika ada masalah apa pun di lapangan, solusinya hanya satu: bermain lebih menyerang dan lebih agresif. Banyak yang berpikir saat itu 'apakah dia sudah gila?. Namun akhirnya semua bisa dia yakinkan. Karena dialah Johan Cruyff. Berkat Johan Cruyff, Barcelona memiliki arah, identitas, dan filosofi baru. Kelebihan itu kemudian membuat klub Spanyol tersebut dikagumi seluruh dunia. Ia tak hanya menekankan soal kemenangan, tapi juga cara meraih kemenangan itu. Ia tak mau menang dengan cara biasa-biasa saja, melainkan ingin kemenangan yang diraih dengan gaya bermain indah.
             


2.  SEPAK BOLA DI INDONESIA
A. PERBEDAAN SEPAK BOLA INDONESIA DAN EROPA
                 
Berikut adalah perbedaan antara sepak bola Indonesia dengan Eropa:
1.    Fisik Pemain
Tidak dapat dipungkiri bahwa rata-rata pemain sepak bola di Indonesia memilliki tinggi badan yang kurang, kebugaran tidak terkontrol dan kondisi fisik yang kurang mendukung. Hal ini dapat disebabkan karena asupan makanan yang tidak memenuhi standar untuk seorang pemain pro. Berbeda dengan Indonesia, Pemain Sepak bola di Eropa memiliki kondisi fisik yang bagus, tinggi badan yang memadai, kebugaran sangat terkontrol dengan nutrisi yang diatur oleh tim ahli sejak usia dini.
2.      Skill
    Di Indonesia, kemampuan pemainnya secara individu jauh dari harapan. Pada usia muda kurang ditempa dengan kompetisi yang memang masih jarang di Indonesia. Kurangnya sekolah sepak bola (SSB) yang berkualitas menyebabkan skill para pemain jauh dibelakang. Sedangkan di Eropa kemampuan secara individu sangat bagus, hal ini berkat latihan yang terprogram secara baik. Mereka juga mendapat tempaan dari kompetisi terstruktur rapi dari federasi sepak bolanya.
3.      Nyali
    Sebagian besar dari pemain di Indonesia, jika menghadapi tim-tim di atasnya sudah merasa kalah sebelum bertanding, kurang percaya diri untuk menang. Daya juang untuk mengejar ketertinggalan masih kurang, grogi terutama jika kemasukan gol lebih dulu. Sedangkan di Eropa memiliki mental yang kuat, berani menghadapi tim manapun, meski menghadapi tim hebat sekali pun. Prinsip mereka lawan dulu dan berusaha untuk menang. Daya juangnya kental, tak putus asa meski ketiggalan gol.
4.      Disiplin
    Di Indonesia, kedisiplinan merupakan hal yang sangat sulit dilakukan. Para pemain sepak bola sering datang latihan tidak tepat waktu. Waktu istirahat justru digunakan untuk hal-hal lainnya yang merusak kebugaran. Sedangkan para pemain Eropa menjunjung tinggi kedisplinan, mereka sangat tepat waktu baik akan latihan maupun aktivitas lainnya untuk tim. Menggunakan waktu istirahat sebaik-baiknya dengan berlibur, namun tak lupa selalu menjaga kebugaran.
5.      Manajemen
    Perbedaan antara sepak bola di Indonesia dan Eropa juga terlihat dari pengelolaan manajemen klub. Sistem manajemen klub di Indonesia tidak ditangani dengan baik. Biaya operasional dan gaji pemain hanya mengandalkan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dan penjualan tiket. Manajemen yang buruk juga menyebabkan banyak pihak enggan untuk menjadi sponsor. Jika pun ada, jumlahnya tidak banyak. Sepak bola sering kali menjadi ajang adu politik antara beberapa pihak yang berkuasa, banyak terjadi KKN dalam anggaran belanja klub dan masih banyak lalinnya. Sedangkan di Eropa mengenal sistem manajemen yang terintegritas dan terlaksana dengan baik. Pembagian tugas yang jelas dalam organisasi membuat setiap departemen menjalankan tugasnya dengan benar. Di Eropa sepak bola bukan hanya sekedar olahraga masyarakat, melainkan sebagai investasi, dan identitas masyarakat. Biaya operasional dan gaji pemain tidak bergantung pada anggaran belanja daerah maupun negara melainkan secara mandiri. Pihak manajemen klub mendapatkan suntikan dana dari berbagai sumber, mulai dari investasi, sponsor, penjualan tiket, bahkan dari penjualan aksesoris klub dan marchendise.
6.      Gaji
    Soal yang satu ini memang sedikit miris. Gaji standar pemain Indonesia masih terbilang kecil. Semakin miris karena beberapa klub yang kesulitan dana tak membayar kewajiban mereka untuk beberapa bulan, bahkan sampai setengah musim kompetisi. Hal ini bisa menyebabkan banyak pemain berbakat hengkang dari klub dan lebih memilih untuk membela klub luar negeri. Tidak hanya itu, kurangnya gaji juga menyebabkan mental pemain down dan tidak bersemangat untuk bermain. Tidak heran beberapa saat terakhir ini kita dengar bahwa ada beberapa pemain sepak bola yang beralih profesi.
    Berbeda dengan tanah air, sepak bola di Eropa merupakan salah satu pekerjaan yang menjanjikan. Bagaimana tidak, standar gaji dan bonus sangat bagus dan teratur. Jika ada klub yang wanprestasi maka akan mendapatkan sanksi berat dari federasi sepak bolanya. Di Eropa, menjadi pemain sepak bola adalah mimpi dari banyak anak-anak. Selain gaji yang besar, para pemain juga mendapatkan popularitas yang besar juga dikalangan masyarakat. Tak jarang mereka dianggap sebagai pahlawan yang mengharumkan negara apabila memenangkan suatu pertandingan.
7.      Suporter
    Di Eropa suporter dikelola oleh klub, tidak seperti di Indonesia suporter bisa dikatakan berdiri sendiri. Di Eropa tidak ada organisasi suporter macam Beladas, Singa Mania, Jak Mania, Viking, La Mania dll. Di Eropa tur ke kandang lawan juga dikoordinir oleh klub, sehingga lebih seperti agen perjalanan. Dan yang mungkin sering tidak kita lihat saat nonton sepakbola luar negeri, terutama Inggris penonton yang berada di stadion kebanyakan orang luar Inggris yang bisa dikatakan turis.


B.  PERKEMBANGAN SEPAK BOLA DI INDONESIA SAAT INI
Indonesia memang terkenal memiliki animo mayarakat yang besar terhadap sepakbola. Hal itu dapat dilihat dari selalu ramainya stadion ketika ada pertandingan-pertandingan yang digelar. Sayangnya saat ini animo masyarakat terhadap sepakbola harus terganggu oleh beberapa hal negative yang menhampiri dunia persepakbolaan Indonesia. Pada dasarnya saat ini dunia persepakbolaan Indonesia benar-benar membutuhkan perhatian tulus dari pemerintah, bukan hanya perhatian yang ditujukan untuk mendapatkan simpati masyarakat luas. Sayangnya saat ini dunia sepakbola Indonesia telah dicampuri oleh politik yang tentu saja membuat sepakbola Indonesia semakin terpuruk. Kenapa bisa seperti itu? Jelas saja jika orang-orang politik yang sebenarnya tidak mengerti sama sekali tentang olahraga sepakbola tiba-tiba terjun ke dalamnya dengan alasan membantu memperbaiki system, apakah kalian kira hal tersebut akan berdampak positif bagi sepakbola nasional? Tentu saja tidak, orang-orang politik sudah terkenal dalam hal mementingkan kelompoknya, jadi jelas mereka masuk ke sepakbola nasional hanya untuk menarik simpati masyarakat. Seperti yang dapat kita lihat saat ini, dunia sepakbola Indonesia lagi-lagi mengalami perpecahan. Dan pemerintah terlihat lembek dalam mengantisipasi atau menyelesaikan masalah tersebut. Belum lagi muncul kasus pengaturan skor yang sangat mencoreng wajah sepakbola Indonesia. Bahkan kasus-kasus tersebut sampai menyita perhatian FIFA. Sebenarnya hal itu wajar jika FIFA menyoroti masalah sepakbola Indonesia, karena sepakbola Indonesia berada di bawah naungan FIFA bersama dengan Negara-negara lain. Yang menjadi masalah disini adalah seharusnya pemerintah bertindak cepat dan tegas dalam masalah ini agar kasus-kasus seperti ini tidak menjadi konsumsi public internasional.
Hal-hal seperti ini tidaklah merugikan negara semata, yang lebih dirugikan adalah para pemain dan klub di liga Indonesia. Karena kasus-kasus yang bermunculan, para pemain (lokal maupun asing) dan klub sepakbola di Indonesia secara otomatis mengalami downgrade di mata dunia. Belum lagi karena masalah kepengurusan yang tidak jelas, sehingga mengakibatkan liga-liga di Indonesia belum bisa bergulir. Bayangkan saja kerugian yang harus diterima klub karena harus membayar gaji pemain, belum lagi klub-klub dengan modal kecil. Jika terus menerus pertandingan ditunda dan bahkan tidak tahu kapan bisa dimulai tentu saja, sponsor akan berpikir dua kali untuk membiayai klub. Akibatnya, gaji pemain ditunggak dan dampak yang lebih buruk adalah para pemain meninggalkan klub. Hingga saat ini pemerintah masih belum bisa menyelesaikan masalah-masalah yang muncul. Karena sepertinya masih saja ada pihak-pihak yang berkeinginan agar masalah ini berjalan lebih lama. Tentunya orang-orang yang tidak bertanggung jawab tersebut berharap mendapatkan keuntungan tersendiri atas kasus-kasus yang muncul di dunia sepakbola tanah air.

C. SOLUSI/SARAN BAGI SEPAKBOLA INDONESIA

Sepakbola Indonesia perlu pembenahan dalam banyak hal. Perbaikan sarana dan prasarana sampai kepada pembentukan pemain yang berkualitas adalah pekerjaan rumah yang maha berat bagi sepakbola Indonesia. Namun tidak ada yang tidak mungkin, selama kita mau berusaha. Stadion di Indonesia mulai berbenah, stadion-stadion baru direncanakan mulai dibangun. Konsep pembinaan pun mulai diperhatikan dengan adanya kewajiban bagi setiap klub Liga Super untuk memiliki tim dibawah usia 21 tahun, konsep ini perlu dikembangkan dengan mewajibkan klub memiliki akademi sepakbola. Untuk menopang segala perbaikan tersebut tentunya membutuhkan dana. Sponsor dapat diperoleh dengan meningkatkan animo masyarakat dan perbaikan mental suporter. Televisi dan internet merupakan sarana tepat untuk mempromosikan dan meningkatkan animo masyarakat untuk menonton sepakbola Indonesia. Dengan banyaknya pemberitaan dan siaran langsung pertandingan sepakbola nasional, sponsor pun akan mendapat timbal balik dengan produknya lebih dikenal oleh masyarakat. Dengan masuknya sponsor, klub akan mampu berdikari, dan tidak ada lagi alasan kesulitan mencari dana (dengan pemahaman produk/apa yang akan dijual, sebenarnya pencarian sponsor bisa dimulai dari sekarang).
Sepakbola yang enak ditonton, dan tidak membuat orang takut untuk menonton di stadion akan sangat membantu sepakbola Indonesia. Mental suporter harus berbenah, benar-benar menjadi suporter sejati, bukan hanya sebagai provokator. Kerusuhan dan keonaran yang tercipta dalam sepakbola hanya akan membawa sepakbola Indonesia terkubur lebih dalam. Disinilah suporter ditantang untuk membenahi sepakbola dalam skala nasional, bukan hanya sebuah kebanggaan terhadap sebuah klub semata. Jadi mari kita rekatkan tangan dan bersama-sama membangun sepakbola Indonesia. Salam sepakbola!